Breaking News

Wajib Baca!! Ini Kisah Gubernur DKI Non-Muslim dan Keturunan Tionghoa Pertama, Tidak Ada Heboh SARA!

 
Henk Ngantung, mantan Gubernur DKI. Jakarta


Indoheadlinenews.com - DKI Jakarta bukan hanya kali ini saja dipimpin oleh Gubernur yang non-Muslim dan keturunan tionghoa seperti Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok menggantikan Joko 'Jokowi' Widodo yang terpilih sebagai Presiden RI.

Sebelumnya pada tahun 1964-1965, DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur asal Manado yang bernama Henk Ngantung. Henk menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari 27 Agustus 1964 hingga 15 Juli 1965.

Henk Ngantung memiliki nama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung. Ia diangkat menjadi Wakil Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1960-1964) dan kemudian menjadi Gubernur DKI (1964-1965).

Henk diangkat Presiden Soekarno untuk menggantikan Soemarno yang diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri.  Soekarno ingin Henk Ngantung menjadikan Jakarta sebagai kota yang berbudaya. Sebelum menjadi Gubernur DKI, Henk berprofesi sebagai seorang pelukis.

Selama menjabat sebagai Gubernur, karya Henk yang paling terkenal yaitu pembuatan sketsa monumental Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Henk Ngantung wafat pada 12 Desember 1990.


Evie Mamesa, istri Henk Ngantung


“Henk Ngantung merupakan seorang seniman. Bung Karno ketika itu, ingin Jakarta dibangun dengan budaya dan seninya,” kata Evie Mamesa sang istri yang dinikahi Henk saat berusia 23 pada 1962, dan wafat pada Rabu 3 September 201.

Sejarah Henk Ngantung menunjukkan pemimpin Ibukota tidak harus berasal dari agama mayoritas. Tidak ada gonjang-ganjing mengenai keyakinan Henk selama dirinya menjabat baik sebagai gubernur maupun wakil gubernur. “Pak Henk seorang Kristen, diangkat sebagai gubernur, tapi tidak ada heboh-heboh SARA seperti sekarang ini. Semua tidak ada yang marah karena Pak Henk bukan Islam. Malah salah seorang ustadz, saya lupa namanya, bilang pernah mau ajak Pak Henk masuk Islam karena sifatnya yang baik dan mampu merangkul semua pihak,” kata wanita kelahiran 12 agustus 1939 itu.(republika.co.id, srikandipp.com)


baca juga: - Warga: Ayahnya Marshanda Sudah Lama Mengemis Di Daerah Sini

 - Benarkah Ibu Tien Soeharto Meninggal Diterjang Peluru?

- Ini Daftar Harta Udar Pristono Yang Dirampas Negara

 - Mengapa Pendukung Ahok Mau Kerja Sukarela?

 - Wah!! Ada Kesalahan Penulisan Nama Asli Ahok di Formulir Dukungan KTP

Duh Teganya! Angsa Ini Ditarik Paksa Dari Kolam Demi Foto Selfie Lalu Mati

 - Slank Siapkan Satu Juta Dukungan Untuk Ahok

- Bangga! 17 Tahun Jadi Petugas Kebersihan DKI, Baru Ahok yang Ajak Bertemu

- Lulung Minta Relawan Pendukung Ahok Supaya Tobat

- Ngeri!! Waspada, Ternyata Saus Tomat dan Sambal itu Tidak Pakai Tomat dan Cabai Sama Sekali


1 komentar:

  1. Dulu belum ada FPI dan kita tahu tujuan saat ini adalah negara islam tujuannya ..abu sayaf diphilipina juga begitu akhirnya abu sayaf cuma jadi penculik

    BalasHapus