Breaking News

Netizen: "Kayak Mau Nonton Konser", Demi Martabak Putra Jokowi di Cikini Pembeli Rela Antri




Indoheadlinenews.com - Martabak "Markobar" milik putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, ternyata digemari masyarakat.

Terbukti pembeli harus rela antre untuk bisa membeli martabak dengan aneka rasa tersebut.
Antrenya pembeli martabak itu termasuk pengemudi Go-Jek terlihat dari postingan foto di akun instagram @chillipari.

Foto antrean pembeli martabak itu terlihat di kios Markobar cabang Cikini, Jakarta Pusat.
Dalam postingan foto yang diunggah beberapa jam lalu, pembeli harus antre hingga ke pinggir jalan. 

Sejumlah netizen mengomentari foto antrean tersebut.
Sebagian besar netizen meminta Gibran membuka cabang Markobar ditempat mereka tinggal.
Seorang pemilik akun @saniya_sap berkomentar "OMG baru mau pesen nich antriannya gak nahan, sukses buat markobar"

@mia_mama_n2 bilang "Antriannya semua para gojek"
"Ini beli martabak apa antrian pintu masuk konser yah wkwkwk ...kata @bamctnjack
Kata @m27y "ga tahan ngantrinya, ampe kaki ba'al".
Usaha bisnis martabak milik putra sulung Jokowi ini pekan lalu muncul di talk show "Mata Najwa" Metro TV.

Gibran Rakabuming Raka berstatus putra seorang presiden, meski demikian ia tak suka memakai jalan pintas.
Anak sulung Presiden Joko Widodo ini tetap melakoni satu per satu tahap dalam merintis bisnisnya. 

Suasana antrian di Markobar, Cikini
Seperti dilansir Kontan.co.id, Rabu (24/2/2016). Gibran terus mengepakkan sayap bisnisnya mulai dari Solo, Jawa Tengah, ke kota lain di Indonesia.

Selepas lulus kuliah di University of Technology Insearch, Sydney, Australia, pada 2010, pria 28 tahun ini kembali ke kampung halamannya, Solo.
 
Dia ingin punya bisnis sendiri, tak mau meneruskan bisnis keluarga di bidang mebel.
Gibran melihat ada peluang berbisnis katering.
 

Maklum, orangtuanya juga pemilik Graha Saba Buana, gedung pertemuan di Kota Solo yang sering menjadi pilihan warga untuk resepsi pernikahan.

Sebelumnya, pendapatan gedung tersebut hanya dari sewa. “Padahal, saat pernikahan itu, biaya terbesar justru untuk katering,” ujar Gibran. 


Namun, ide saja tak cukup untuk memulai bisnis. Seperti pengusaha lain, putra Jokowi ini juga menghadapi kendala modal.

Apalagi, bisnis katering membutuhkan investasi miliaran.

Kendati saat itu ayahnya adalah Walikota Solo, dia tak mendapat modal dengan gampang. "Ada bank swasta kecil yang mau memberi pinjaman dengan bunga besar,” ujar dia.

Berbekal pinjaman itu, Gibran mendirikan katering Chilli Pari pada Desember 2010.
Ia menggubah interior kantor bergaya resto agar calon klien bisa mencicipi langsung citarasa hidangan yang bakal tersaji di perhelatan.

Sebagai pendatang baru, Gibran juga aktif menjaring konsumen.

Selain menyebar sendiri brosur di sejumlah event, ia mengirim masakan Chilli Pari ke sejumlah perkantoran untuk test food.

“Awal-awal, sering juga makanannya ditolak sehingga makanan terpaksa dimakan sendiri, bahkan sampai dibuang,” kenang Gibran.
Pelanggan pertama akhirnya datang dari sebuah bank yang menggelar rapat dengan pesanan lebih dari 100 paket.

Sejak itu nama Chilli Pari mulai dikenal. Kapasitas jasa kateringnya pun terus meningkat hingga 5.000 paket dalam sebulan.
Bahkan, kini mencapai 40.000 paket dalam sebulan.  Setelah kateringnya ramai, Gibran melengkapi Chilli Pari dengan bisnis lain.

Tapi, masih di bisnis seputar pernikahan, seperti percetakan undangan, suvenir, rias pengantin dan dokumentasi.

Dia menawarkan paket pernikahan, dengan harga mulai Rp 73 juta untuk 1.000 tamu, termasuk sewa gedung Graha Saba.(tribunnews.com)

baca juga: - Sutiyoso: Ridwan Kamil jika kalah akan kehilangan semuanya, jabatannya sekarang, dan jabatan yang diincar

 Ahok Pemberani, Kalijodo Rata Dengan Tanah, Semua Terdiam, dan J.J Rizal yang Jadi Meriang-meriang











close [x]

Tidak ada komentar