Eks Gafatar: Kebahagiaan Tidak Bisa Diukur dengan Materi
Sukardi, 47, salah seorang pengungsi menyebut beberapa fasilitas yang dinilai lebih baik. Seperti kamar tidur, kamar mandi, dan makan untuk warga. Di penampungan, pengungsi mendapat jatah makan nasi kotak. ’’Di Pontianak, kami hanya mendapat mie instan,’’ tuturnya.
Menu makanan yang disajikan juga lebih layak. Seperti lauk daging, mie, telur, dan sambal goreng hati. Berbeda jauh ketika berada di tempat asal. Sukardi menilai, pelayan yang diterima selama di Transito lebih manusiawi.
Ada sembilan barak yang disediakan Pemerintah Provinsi Jatim. Pensiunan Pegawai PLN Madiun ini tinggal di barak enam. Di barak tersebut dia bersama istrinya, Rohaya, dan tiga anaknya. Tidak banyak harta yang berhasil diselamatkan.
Pakaian yang dibawa terbatas. Mereka butuh bantuan baju untuk ganti. “Pakaian kami yang lain habis terbakar,” lanjut Sukardi.
Rumah, hewan ternak, serta sepeda motor yang dia miliki hangus terbakar. Namun Sukardi tetap bersyukur semua keluarganya selamat. “Kebahagiaan tidak diukur dari materi,” ujarnya.
sumber: jpnn.com
Tidak ada komentar