Breaking News

Cuma Presiden Jokowi Yang Berani! Inilah sarang Mafia Yang Berhasil Diobrak-abrik Jokowi Selama 2015

 Indoheadlinenews.com -Selama 2015 Presiden Jokowi telah berhasil mengobok-obok sarang mafia. Berikut sarang mafia tersebut:

1.
Mafia sepak bola


Mantan Ketua DPR Setya Novanto, dalam perbincangan perpanjangan kontrak Freeport, mengakui ketegasan Presiden Jokowi membuat susah mafia negeri ini. Salah satunya dalam bidang sepak bola.

Seperti diketahui Jokowi tetap bersikeras membekukan PSSI yang membuat FIFA menjatuhkan sanksi sehingga liga tidak bisa bergulir.

"Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kencang dia (Jokowi). Nekat pak. Wah," jelasnya.


2.
Petral dibubarkan

PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral akhirnya resmi dibubarkan setelah hampir satu dekade beragam cara dilakukan untuk membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut. Pemerintahan Jokowi-JK melalui Menteri ESDM Sudirman Said dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto memutuskan melikuidasi perusahaan yang disebut-sebut sarang mafia migas itu.

"Reputasi Petral sejak dulu lekat dengan persepsi negatif," kata Sudirman Said.

Dia memberikan sinyal bahwa keputusan ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah setuju Petral dibubarkan.

"Kata presiden, masa lalu harus diputus," ucapnya.


3.
Mafia daging sapi

Pemerintah sepakat untuk mengimpor 300.000 ekor sapi untuk mengatasi kelangkaan pasokan daging. Selain itu, impor perlu dilakukan untuk dan menjaga stabilitas harga di pasaran yang hingga kini masih tinggi mencapai Rp 120.000 per kilogram.

Selain itu, impor sapi juga bakal digunakan untuk mencegah penimbunan yang sering dilakukan para mafia daging sapi.

"Jadi kemarin saya dan Mentan sudah bicara dan kita siap untuk guyur pasar. Untuk sisa tahun ini kita mungkin bisa impor 200.000 hingga Rp 300.000 ekor," ujar Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.


4.
Mafia pelabuhan

Kasus waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok belakangan makin panas usai disentil Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Ini juga menjadi fokus Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli guna memberantas para mafia.

Diakui Menko Rizal, masalah dwelling time melibatkan banyak mafia, kecil maupun besar. Sehingga diperlukan bantuan kepolisian guna melibas para mafia tersebut.

"Kapolri dan kami sama-sama punya cita-cita supaya Indonesia lebih baik maju dan benar karena banyak masalah-masalah di sektor kami. Banyak masalah yang mungkin terutama karena sistem kurang bagus, kebijakan ribet, atau aturan terlalu banyak. Tapi juga ada kasus-kasus di mana ada mafia baik kecil maupun besar," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta.

Rizal Ramli mengaku bakal membentuk tim kerja untuk mengatasi permasalahan dwelling time. Tim tersebut bakal diisi jenderal-jenderal dari seluruh personil keamanan negara seperti Angkatan Darat dan Angkatan Laut.



5.
Mafia pangan impor

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada komoditi impor yang mengimpor bahan pangan cukup besar pada saat panen yang menyebabkan produksi dalam negeri mati dan petani tidak mau produksi lagi. Dia menegaskan ada tujuh perusahaan dalam negeri yang melakukan impor tersebut, namun dia belum bisa menyebutkan nama-nama perusahaannya.

"Sudah ada. Ada tujuh perusahaan. Perusahaan dalam negeri semua," ujar Badrodin di Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM 3 Ragunan, Jakarta Selatan.

Badrodin mengatakan, akan menertibkan perusahaan yang melakukan penyimpangan itu dan pihak pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dalam membiarkan impor tersebut akan ditertibkan juga. Sebab menurutnya, impor dilakukan atas dasar kebijakan pemerintah.

"Justru itu, kita akan tertibkan, kita telusuri mulai dari pengambilan kebijakan smpai ke perdagangan," ungkap Badrodin.




source: merdeka.

 

Tidak ada komentar