Breaking News

Dua Wajah PKS, Manis Di Depan, Pahit Di Belakang




Indoheadlinenews.com-Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:

"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.

Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."

Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."

Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.

Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.

Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.

Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara. 

Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.


source: piyunganonline.org

Bagaimana sesungguhnya kinerja Presiden Joko Widodo selama sejak permulaan memerintah hingga tahun 2015 hendak berakhir?  Ternyata, banyak capaian yang telah diraih.  Sekalipun, seperti dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo dalam wawancaranya dengan BBC, perlu waktu untuk menata negara sebesar Indonesia.
"Mengelola negara sebesar Indonesi
- See more at: http://piyunganonline.org/read/sebelum-minta-presiden-jokowi-mundur-para-haters-perlu-tahu-15-prestasi-ini.html#sthash.2w4Ij8ft.dpuf
Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:
"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.
Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."
Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."
Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.
Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.
Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.
Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara.  Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.

- See more at: http://piyunganonline.org/read/pks-yang-berwajah-ganda-pimpinannya-bermanis-manis-kadernya-tetap-lancarkan-fitnah.html#sthash.YFOzlj7H.dpuf
Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:
"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.
Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."
Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."
Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.
Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.
Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.
Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara.  Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.

- See more at: http://piyunganonline.org/read/pks-yang-berwajah-ganda-pimpinannya-bermanis-manis-kadernya-tetap-lancarkan-fitnah.html#sthash.YFOzlj7H.dpuf
Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:
"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.
Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."
Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."
Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.
Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.
Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.
Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara.  Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.

- See more at: http://piyunganonline.org/read/pks-yang-berwajah-ganda-pimpinannya-bermanis-manis-kadernya-tetap-lancarkan-fitnah.html#sthash.YFOzlj7H.dpuf
Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:
"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.
Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."
Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."
Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.
Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.
Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.
Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara.  Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.

- See more at: http://piyunganonline.org/read/pks-yang-berwajah-ganda-pimpinannya-bermanis-manis-kadernya-tetap-lancarkan-fitnah.html#sthash.YFOzlj7H.dpuf
Salah satu corong Partai Keadilan Sejahtera, yaitu Situs PKS Piyungan, memuat artikel yang menggambarkan hasrat terdalam kelompok politik ini: Presiden Jokowi mundur!  Melalui artikel bertajuk Budaya Ksatria "Mundur diri" VS Budaya Tak Tau Diri "Aku rapopo", penulis yang mengaku bernama Joko Intarto, menulis di situs ini sebagai berikut:
"Saya secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada para pejabat yang mengundurkan diri karena merasa bersalah. Mengundurkan diri tanpa dipaksa-paksa siapa pun.
Sayangnya tidak banyak pejabat yang mau menyadari kekurangannya. Sudah jelas APBN jebol, sudah jelas utang luar negeri membengkak, sudah jelas pengangguran bertambah, sudah jelas kebijakannya banyak yang melanggar UU, masih saja cengengesan sambil berkata "Aku rapopo."
Belajarlah pada para dirjen yang secara kesatria mengakui ketidakberhasilannya menjalankan tugas dengan cara mengundurkan diri."
Jadi, penulis dan tentu saja pengelola situs PKS Piyungan ini, menyuruh Presiden Jokowi belajar dari Dirjennya yang telah mundur agar berani mundur juga.
Tentu saja, sebagaimana biasa, dasar argumentasi kelompok ini selalu lemah.  Lebih tepatnya, untuk mendukung sikap politik mereka, yang diungkap bukanlah data dan logika akurat, melainkan opini yang menjurus fitnah.
Pernyataan APBN jebol itu mana buktinya?  Kebijakan melanggar UU itu yang mana?  Utang luar negeri membengkak itu mana datanya?  Opini tanpa dilandasi data, jelas hanya omong kosong.
Jadi, alih-alih mengapresiasi tradisi baru pejabat mundur yang memang baru ada di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, mereka malah mengambil kesempatan untuk menyerang Presiden yang sah.  Maka, kita patut curiga.  Tampaknya Partai Keadilan Sejahtera memang tengah menjalankan dua aksi yang bertolak belakang.  Di satu sisi bermanis-manis seperti ditunjukkan oleh Presiden PKS Sohibul Iman beserta koleganya yang berkunjung ke Istana Negara.  Tapi di sisi lain, sebagian kader tetap dibiarkan atau bahkan diminta untuk melakukan serangan-serangan opini yang bermuara pada pemakzulan presiden.
Namun, tentu saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Mayoritas rakyat berada di belakang Presiden Jokowi yang tengah bekerja keras menata Indonesia.

- See more at: http://piyunganonline.org/read/pks-yang-berwajah-ganda-pimpinannya-bermanis-manis-kadernya-tetap-lancarkan-fitnah.html#sthash.YFOzlj7H.dpuf

Tidak ada komentar