Breaking News

Ini Ulasan Menyakitkan Untuk SBY Terkait PSSI




Indoheadlinenews.com - Dari semua keabsurdan seorang SBY, mungkin yang membuat saya paling geram adalah tweetnya yang super super lebay dan tidak jelas soal PSSI.

Terus terang saya berulangkali membaca tweet tersebut sebelum memutuskan untuk menuliskan artikel ini. SBY tau apa tentang PSSI? beliau adalah Presiden tanpa wibawa, tidak melakukan apa-apa, dan membiarkan pelanggaran serta kesewenang-wenangan dilakukan PSSI. Bahkan saya berpikir beliau sengaja memelihara PSSI entah demi apa. Berikut ini alasan-alasan saya mengapa sampai berkesimpulan seperti itu.

Bicara soal PSSI, kita harus bicara Nurdin Halid. Sosok diktator, jauh lebih buruk dan berkuasa dari Soeharto di era pasca reformasi.

Nurdin Halid terpilih sebagai ketua umum PSSI pada tahun 2003. Kemudian Juli 2004 Nurdin ditahan setelah dinyatakan menjadi tersangka kasus penyelundupan gula impor ilegal. Namun Juni 2005 Nurdin dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta.

Agustus 2005 Nurdin Halid dipenjara karena kasus impor beras dari Vietnam dan divonis 2 tahun 6 bulan. Namun pada 17 Agustus 2006 Nurdin Halid dibebaskan setelah mendapat remisi dari SBY. Selama di penjara, Nurdin tetap menjadi ketua umum PSSI yang sah, tanpa sedikitpun ada yang berani menyentuh, termasuk SBY, Presiden saat itu.

Setelah bebas dari penjara, tahun 2007 Nurdin Halid kembali terpilih sebagai ketua umum PSSI sebagai calon tunggal.

13 Agustus 2007 Nurdin Halid kembali divonis penjara selama 2 tahun karena terlibat korupsi pengadaan minyak goreng. Namun statusnya tetap sebagai ketua umum PSSI. Hanya Jusuf Kalla yang saat itu menjadi Wakil Presiden, bersama KONI yang menuntut mundur Nurdin Halid. Sementara SBY bungkam. Menpora Adyaksa malah kembali meminta fatwa FIFA agar lebih jelas, padahal di surat pertamanya FIFA sudah sangat-sangat jelas mengisntruksikan pergantian ketua PSSI.

Alasan Menpora sangat hati-hati karena ada aturan pemerintah tidak boleh intervensi atau akan terkena sanski. Hal inilah yang dijadikan senjata untuk menakut-nakuti pemerintahan SBY, sehingga pada akhirnya pemerintah tidak melakukan apa-apa. Mungkin lebih tepatnya menutup-nutupi kasus Nurdin Halid di mata FIFA.

Merasa kecewa dengan pemerintah SBY, gabungan sporter seluruh klub di Indonesia melakukan demonstrasi atau unjuk rasa di kantor Menpora pada Maret 2008. Tuntutannya jelas, Nurdin turun dan merombak semua pengurus PSSI. Namun semuanya sia-sia, bahkan tak pernah ada KLB. Nurdin Halid terlalu kuat, bagaimanapun Jusuf Kalla hanya Wapres dan Rita Subowo KONI masih di bawah Menpora.

“Saya hanya mematuhi keputusan organisasi. Wapres bahkan Presiden tidak bisa melakukan intervensi kepada PSSI,” tegas Nurdin.

Silahkan dinilai, betapa SBY sebagai Presiden saat itu sangat tidak berwibawa dan kalah pada seorang Nurdin Halid. Pemerintah kalah oleh PSSI. Pemerintah terlalu pengecut.

Sebagai bentuk perlawanan yang sangat luar biasa, pada pagelaran AFF 2010 terbentang spanduk dukungan terhadap Nurdin Halid. Lalu sporter bereaksi dan merobek spanduk tersebut dan menyerukan “Nurdin turun” hampir sepanjang pertandingan Indonesia vs Laos. 

Namun SBY tetap merasa tidak ada masalah, rakyat yang sudah bertahun-tahun bereaksi, didiamkan saja

Namun Nurdin is Nurdin. Sebelum partai final, timnas senior AFF 2010 diajak sowan ke Abu Rizal Bakri serta melakukan kunjungan doa bersama di pesantren. Banyak pemain juga diundang media untuk wawancara dan sebagainya. Padahal saat itu timnas seharusnya konsentrasi untuk laga final. Jajaran pelatih, terutama Alfred Riedl dengan tegas menolak acara yang seperti itu. Tapi Nurdin bisa mengkondisikan semuanya. Jangankan timnas, hukum saja menjadi lucu di hadapan Nurdin.
 

Bentuk arogansi Nurdin semakin terlihat ketika dengan terang-terangan menyatakan timnas AFF 2010 yang berhasil masuk final (meski kalah) berkat partai Golkar yang dipersembahkan untuk rakyat Indonesia. Lalu pemerintahan SBY dianggap apa? Entahlah. SBY juga nampaknya tak pernah keberatan atau protes meski hanya dengan kata “prihatin.” Padahal semua klub sepak bola Indonesia saat itu penyedot APBD.

Namun arogansi Nurdin akhirnya selesai dan lengser pada April 2011. FIFA nampaknya sudah menemukan kebusukan Nurdin yang sengaja ditutup-tutupi oleh pemerintahan SBY. Gelombang demonstrasi oleh sejumlah kelompok sporter bahkan juga terjadi di kantor pusat FIFA, Swiss.

Semula kita menganggap sebagai jalan baru sepak bola Indonesia. Juli 2011, KLB Solo berhasil dimenangkan oleh Djohar Arifin sebagai ketua PSSI baru. Namun pada Desember 2011 terbentuk KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) yang dipimpin oleh La Nyalla Mattaliti. Mereka menuntut KLB karena tidak percaya dengan kepemimpinan Djohar Arifin. Alasannya karena usulan pengurus PSSI eks Nurdin Halid ditolak Djohar (salah satunya saat itu Hinca Panjaitan) dan Djohar menggulirkan IPL. Untuk merespon hal ini, La Nyalla dan 4 Exco PSSI dipecat.

Konflik yang berkepanjangan tersebut berakhir dengan MoU KPSI dan PSSI di kantor AFC Kuala Lumpur pada Juni 2012. MoU tersebut berisi unifikasi atau penggabungan liga (LPI dan ISL), revisi statuta, pengangkatan kembali empat anggota Komite Eksekutif (EXCO).

Dari semua perseteruan ini, sedikitpun SBY tidak pernah berani turun tangan. Pemerintah selalu ditakut-takuti sanksi FIFA. Sementara MoU yang difasilitasi Menpora Roy Suryo yang mengakomodir KPSI dinilai bukan intervensi. Padahal sebelumnya jelas FIFA tidak mengakui keberadaan KPSI dan mendorong PSSI terus berjalan.

Dari serangkaian kekacauan ini, sejarah akan mencatat bahwa banyak anak bangsa yang dilarang untuk membela timnas di beberapa kesempatan. Dan apa yang dilakukan SBY sebagai Presiden saat itu? Nothing!

Sejarah juga akan mencatat bahwa timnas Indonesia pernah tidak dibiayai oleh Menpora saat mau berlaga di AFF 2012 karena alasan kisruh KPSI – PSSI. Sehingga masyarakat menggalang aksi “koin untuk timnas.” Saya ingat betul dan akan selalu ingat, pagi-pagi saat hendak ke kampus, seorang teman memberikan koran yang berisi informasi tersebut. Lebih buruknya, saat itu saya membaca koran Malaysia dan sedang di Kuala Lumpur. Anda silahkan bayangkan sendiri betapa gemasnya jika anda berada di posisi saya. Lalu apa yang dilakukan SBY? absolutely nothing!

Jadi kalau sekarang SBY berkicau lelah, bingung dan kehilangan harapan, seharusnya beliau menyadarinya sejak 7 tahun yang lalu. Bertahun-tahun rakyat menuntut pembubaran PSSI dan lepas dari bayang-bayang partai. Bertahun-tahun jugalah SBY tidak mendengar. Mengapa SBY baru mendengar setelah lengser? Soksoan mengundang netizen membahas RUU revisi KPK yang tidak jadi, lalu sekarang bicara PSSI? SBY tau apa tentang PSSI?

Terlepas bahwa banyak orang kontra dengan keputusan Menpora Imam Nahrowi, bagi yang mengikuti sejarah PSSI pasti tau bahwa pembekuan seperti ini sangat diharapkan sejak dulu. Karena PSSI masih identik dengan Golkar dan Nurdin di bawah orang-orangnya seperti La Nyalla dan Hinca Panjaitan. Politik, pengaturan skor dan sebagainya.

Silahkan diingat, pada program Mata Najwa beberapa waktu lalu. Hinca Panjaitan menjawab sepak bola milik FIFA. Sementara Imam Nahrowi menjawab milik rakyat Indonesia. Dan Najwa Shihab juga ikut menandatangani pembekuan PSSI di hadapan Hinca.

Jujur saya juga tidak tau bagaimana akhir dari keputusan ini. Apakah pemerintah akan kembali kalah pada PSSI? ataukah akan ada perlawanan dan perbaikan? Tapi saya sangat tau bahwa SBY tidak melakukan apa-apa terkait PSSI dan sepak bola Indonesia. Jelas ya?! 

#by: pakarmantan 

baca juga: - Terkait Hambalang. Roy Kritik Jokowi: Selama Ini Kemana Saja?

Pak SBY, Tirulah Pak Habibie...

- Bah! Lucu Kali Surat Orang Medan untuk Ahok Ini Bikin Netizen Ngakak Berjamaah!

- Gara-Gara Ahok, Adik Yusril Bisa Terancam 6 Tahun Penjara

- Kemenlu Tanggapi Cuitan Dubes Yusron Soal Ahok

- Dua Anggota DPR Ini Bela Ahok, Beri Komentar Pedas Untuk Dubes Yusron Ihza Mahendra

- Nusron: Ahok Punya Nyali Kebenaran Untuk Berantem Sama Semua


1 komentar: