Sandiaga Uno: Ahok Kurang Harmonis dengan Warga Jakarta
Indoheadlinenews.com- Bakal cagub DKI dari Gerindra Sandiaga Uno mulai mengungkap kelemahan cagub incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bagi Sandiaga, Ahok masih kurang harmonis dengan warga Jakarta.
"Saya percaya Ahok punya track record yang cukup mumpuni, tapi kalau beliau tidak memperhatikan grass root. Strategi saya turun ke bawah dan merangkul masyarakat bawah akan lebih jitu karena saya tawarkan solusi bukan muluk-muluk. Bisa langsung dirasakan dan kerja keras itu akan lebih jitu kalau dimulai niat yang serius gimana Jakarta lebih baik tanpa pecah belah," kata Sandiaga di kantor DPC Gerindra Jakarta Utara, Jl Tenggiri, Jakata Utara, Sabtu (6/2/2016).
"Saya percaya Ahok punya track record yang cukup mumpuni, tapi kalau beliau tidak memperhatikan grass root. Strategi saya turun ke bawah dan merangkul masyarakat bawah akan lebih jitu karena saya tawarkan solusi bukan muluk-muluk. Bisa langsung dirasakan dan kerja keras itu akan lebih jitu kalau dimulai niat yang serius gimana Jakarta lebih baik tanpa pecah belah," kata Sandiaga di kantor DPC Gerindra Jakarta Utara, Jl Tenggiri, Jakata Utara, Sabtu (6/2/2016).
Karena kurang harmonis, Sandiaga menilai hal itu jadi salah satu alasan mengapa serapan APBD DKI Jakarta tahun lalu rendah. Dia juga mencermati cara Ahok menegur bawahannya dengan keras.
"Akan berakibat ke ekonomi bergerak lebih lambat. Perlu strategi jitu bagi DKI untuk mencari cara meningkatkan serapan itu misal dengan cara good government dan insentif. Kalau nggak bisa menyerap saya nggak mungkin bisa memimpin perusahaan 28 tahun," kata Sandiaga.
"Caranya berpikir outside the box dengan junjung anti korupsi. Ini strategi yang bisa tingkatkan serapan. Kedua, harus ubah mindset. Kultur kita baik sebenarnya gotong royong. Kalau mereka disentuh hatinya saya yakin akan meningkatkan efektivitas dan penyerapan," imbuhnya.
Selain itu, ketika Ahok berupaya membenahi Jakarta untuk bebas dari banjir dengan cara menggusur warga dan menawarkan pemberian rusun sebagai penggantinya kadang membuat warga dan pemda bersitegang. Sandiaga menilai ketika menawarkan solusi itu mesti dengan cara mendekatkan diri dan mengajak berunding seperti cara Presiden Jokowi.
"Terus terang presiden kita punya track record yang benar. Pak Jokowi ngajarin kita diwongke. Dibikin ekosistemnya sehingga mereka masuk (mau). Saya di pasar tradisional hadapi masalah yang sama juga," tutur Sandiaga yang memakai kemeja putih.
"Apa yang dilakukan Gubernur sih sudah benar antikorupsi dan birokrasi. Kalau penyerapan nggak ini perlu pemikiran ulang. Saya rasa pendekatan dunia usaha, brach marking dan tingkatkan serapan ini dengan mindset. Mindsetnya apa-apa takut akan diganti, digugat, dilaporkan (memarahi lurah) harus diubah," tutur Sandiaga.
"Saya alami itu juga di perusahaan saya. Kalau ada kepala cabang kinerjanya nggak baik ya diajak ngomong," tambahnya.
"Ahok dimiulai dengan bagus (pengelolaan managemen), big bang. Semua sadar, tapi nggak bisa big bang terus-terusan. Semua harus kerja dan harmonis. Saya masih belajar sih bukan expert juga, tapi pengalaman saya di dunia perusahaan mungkin bisa," sambungnya.
Saat maju menjadi bakal calon Gubernur DKI ini, Sandiaga mengaku akan membangun basis teknologi yang bukan hanya dengan smart city. "Saya mulai basis teknologi dan saya akan liat Jakarta ini prioritasnya apa. Sekarang tahap menangkap aspirasi. Sekarang makin lama makin saya dengar memang ada rasa kepuasan warga tapi banyak juga yang mengeluh. Kedepan harus menyentuh mereka yang nggak tersentuh," pungkas Sandiaga.
"Akan berakibat ke ekonomi bergerak lebih lambat. Perlu strategi jitu bagi DKI untuk mencari cara meningkatkan serapan itu misal dengan cara good government dan insentif. Kalau nggak bisa menyerap saya nggak mungkin bisa memimpin perusahaan 28 tahun," kata Sandiaga.
"Caranya berpikir outside the box dengan junjung anti korupsi. Ini strategi yang bisa tingkatkan serapan. Kedua, harus ubah mindset. Kultur kita baik sebenarnya gotong royong. Kalau mereka disentuh hatinya saya yakin akan meningkatkan efektivitas dan penyerapan," imbuhnya.
Selain itu, ketika Ahok berupaya membenahi Jakarta untuk bebas dari banjir dengan cara menggusur warga dan menawarkan pemberian rusun sebagai penggantinya kadang membuat warga dan pemda bersitegang. Sandiaga menilai ketika menawarkan solusi itu mesti dengan cara mendekatkan diri dan mengajak berunding seperti cara Presiden Jokowi.
"Terus terang presiden kita punya track record yang benar. Pak Jokowi ngajarin kita diwongke. Dibikin ekosistemnya sehingga mereka masuk (mau). Saya di pasar tradisional hadapi masalah yang sama juga," tutur Sandiaga yang memakai kemeja putih.
"Apa yang dilakukan Gubernur sih sudah benar antikorupsi dan birokrasi. Kalau penyerapan nggak ini perlu pemikiran ulang. Saya rasa pendekatan dunia usaha, brach marking dan tingkatkan serapan ini dengan mindset. Mindsetnya apa-apa takut akan diganti, digugat, dilaporkan (memarahi lurah) harus diubah," tutur Sandiaga.
"Saya alami itu juga di perusahaan saya. Kalau ada kepala cabang kinerjanya nggak baik ya diajak ngomong," tambahnya.
"Ahok dimiulai dengan bagus (pengelolaan managemen), big bang. Semua sadar, tapi nggak bisa big bang terus-terusan. Semua harus kerja dan harmonis. Saya masih belajar sih bukan expert juga, tapi pengalaman saya di dunia perusahaan mungkin bisa," sambungnya.
Saat maju menjadi bakal calon Gubernur DKI ini, Sandiaga mengaku akan membangun basis teknologi yang bukan hanya dengan smart city. "Saya mulai basis teknologi dan saya akan liat Jakarta ini prioritasnya apa. Sekarang tahap menangkap aspirasi. Sekarang makin lama makin saya dengar memang ada rasa kepuasan warga tapi banyak juga yang mengeluh. Kedepan harus menyentuh mereka yang nggak tersentuh," pungkas Sandiaga.
sumber: detik.com
Waduh pak Sandy, mendingan di bisnis aja. Saham Saratoga setau saya lagi turun. Dianjurkan ikutan politik. Biar tidurnya tenang. Salam sejahtera!
BalasHapusEh, maksud saya, "Tidak Dianjurkan Ikutan Politik". Salah ketik tadi. Hahaha.
Hapus