Quote Gibran ini Menusuk Politikus di Indonesia, terutama anak Presiden
Indoheadlinenews.com -Gibran Rakabuming Raka, putra sulung dari seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak tertarik sama sekali terjun ke dunia politik. Sangat berbeda dengan para anak Presiden atau pejabat lainnya yang sangat gencar ikut-ikutan berpolitik.
Di dalam kesempatan saat berbincang dengan wartawa, Senin (11/1) kemarin, suami dari Selvi Ananda itu mengaku kalau tak punya keinginan sama sekali untuk berpolitik. Ia mengaku pada saat ini lebih menikmati aktivitasnya sebagai seorang pengusaha martabak.
"Saya sama sekali tidak ingin berpolitik. Kayak gini aja menjadi pengusaha, uangnya jelas, tidur enak, dari pada uangnya banyak tidak bisa tidur," ujar Gibran.
Mengenai aktivitas bisnisnya, Gibran memberikan bocoran tentang beberapa strategi pemasaran yang dilakukan olehnya. Gibran yang pada saat ini sedang berbisnis katering Cilli Pari dan Kafe Martabak (Markobar) itu mengaku kalau memanfaatkan media sosial untuk promosi usahanya.
Kakak kandung dari Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep itu menjelaskan kalau teknologi terutama media sosial mempunyai peran yang sangat penting untuk memajukan bisnisnya. Bahkan lewat media sosial, para pelangganlah yang justru seringkali membantu memasarkan produk.
"Membantu banget, sangat membantu, promosi gratis kok. Customer kami itu malah sering jadi marketingnya Markobar, jadi kalau dulu kan trennya motoin makanan, Misalnya ngantre satu jam, dua jam di Cikini (cabang di Jakarta) malah motoin orang ngantre, jadi terlihat laris," katanya.
Via media sosial, Ia juga tak jarang menemui para haters atau orang-orang yang sering berkomentar hal negatif tentang dirinya ataupun bisnisnya. Ia justru memanfaatkannya sebagai strategi pemasaran.
"Kalau cara itu sudah sering saya presentasikan. Itu trik sebenarnya. Kita memanfaatkan haters yang mereka bikin statement yang tidak benar, kita jawab pakai bahasa satir dan bahasa sarkas, kita putarkan dan bisa berbalik jadi promosi," jelasnya.
Bisnis kafe martabak Gibran pada saat ini telah merambah di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Bali, dan Surabaya. Tiga kota itu dipilih karena sudah terintegrasi dengan aplikasi pesan antar yang tengah berkembang di Indonesia.
"Selain Solo, kami telah membuka cabang di Yogyakarta dan Semarang. Sebentar lagi kita akan buka di Solo," pungkasnya.
Kasus Anak Presiden SBY terancam dijerat KPK
Nama ‘Pangeran’ Ibas keluar dari mulut Angelina Sondakh yang bersaksi dalam sidang perkara dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Muhammad Nazaruddin.
Menurut Angie, saat itu Nazar menyebut Ibas memberi restu demi mulusnya sejumlah proyek pemerintahan untuk kepentingan Partai Demokrat.
Ahli Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Universitas Trisakti, Yenti Garnasih mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak perlu menunggu sampai perkara mantan
Bendahara Umum Demokrat itu berkekuatan hukum tetap atau inkracht untuk menjerat pihak lain, termasuk Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
"Kalau akan mengembangkan pada orang-orang lain yang terlibat bisa saja sekarang, tidak perlu tunggu inkracht," kata Yenti saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (11/1/2016).
Bukti dan fakta persidangan yang telah ada, kata Yenti, bisa dijadikan bahan bagi KPK untuk mendalami kasus ini. Temasuk fakta bahwa Ibas disebut memiliki peran dalam penggiringan sejumlah proyek di DPR.
"Bisa (bukti dan fakta persidangan) kalau untuk pengembangan kasus dan untuk menjerat pihak lain. Harusnya ya sesegera mungkin. KPK harus mempelajari keterangan Angie, apakah ada keterkaitannya dengan fakta yang lain yang dilandasi bukti," sebutnya.
Diketahui, dalam persidangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pada 2014 lalu, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group, Yulianis mengatakan putra Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menerima uang USD200 ribu dari Nazar. Pemberian uang ke Ibas itu masuk ke catatan Permai Group.
Yulianis juga mengatakan, uang untuk Ibas tersebut berasal dari proyek bermasalah yang ditangani Permai Group. Pasalnya, ada puluhan proyek pemerintahan yang dipegang Permai Group saat itu. Uang ratusan ribu dolar AS itu diberikan untuk Ibas oleh Nazar terkait kepentingan dalam gelaran Kongres Demokrat 2010 silam.
baca juga Di Depan Fadli Zon, Jokowi Menyindir Dengan Memberikan Bukti-bukti Ketegasannya
baca juga Ini nih 11 Perbedaan Yang Membedakan Anak-anak Jokowi dengan Anak-anak Presiden Lainnya
baca juga Ibu Iriana Jokowi, First Lady yang Sederhana
baca juga : "Markobar" milik Gibran Sudah Membuka Cabang di Jakarta
source: hatree.net
Tidak ada komentar