Breaking News

BEM UI: Sidang MKD Setya Novanto Kayak Dagelan

 


Indoheadlinenews.com - Delapan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) melakukan audiensi dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Selasa (11/12/2015).

Mereka mengkritik kinerja MKD dalam mengusut kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang menyeret Ketua DPR Setya Novanto.

"Saya menyuarakan teman-teman mahasiswa seluruh Indonesia dan rakyat Indonesia. Kami menyayangkan bagaimana proses MKD terjadi dagelan politik tak jelas," kata salah satu perwakilan BEM UI Alfad.

Menurut dia, sidang MKD layaknya dagelan karena pemeriksaan Setya Novanto sebagai terlapor dilakukan tertutup.

Sementara pemeriksaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said sebagai pelapor dan pemeriksaan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin sebagai saksi kunci dilakukan terbuka.

"Apakah ini sudah ketahuan akhirnya apakah Setya Novanto hanya mendapat sanksi ringan? Kita ingin tahu political will MKD. Kami tidak melihat good political will bapak-bapak di sini," ucapnya.

Dalih MKD

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MKD Junimart Girsang yang didampingi Ketua MKD Surahman Hidayat mengakui bahwa ada dinamika yang terjadi.

Dia menjelaskan, awalnya bahkan ada sejumlah anggota MKD yang menginginkan kasus Setya Novanto ini dihentikan.

MKD sampai harus voting untuk menentukan kelanjutan kasus ini. Mereka yang minta kasus ini disetop yakni Kahar Muzakir, Adies Kadir dan Ridwan Bae (Golkar), Sufmi Dasco Ahmad dan Supratman Andi Agtas (Gerindra) dan Zainut Tauhid (PPP).

"Saya dan Pak Surahman termasuk yang berdiri meminta agar kasus ini disidangkan," ucap Junimart.

Selanjutnya, saat pemeriksaan Setya Novanto, perdebatan yang sama kembali terjadi apakah sidang dilakukan terbuka atau tertutup. Namun kali ini, anggota yang meminta tertutup lebih banyak.

Anggota yang meminta sidang terbuka hanya Junimart (PDI-P), Syarifudin Sudding (Hanura), Akbar Faizal (Nasdem), Darizal Basir dan Gutur Sansono (Demokrat).

"Kalau disebut dagelan, Surahman juga malu, saya juga malu," ucap Junimart. 

Tidak ada komentar