Perhatikan Ciri Komplotan Copet ini yang biasa naik Kopaja atau Metromini
Indoheadlinenews.com - Komplotan copet diduga masih berulah di angkutan umum. Yang paling mencolok di Kopaja dan Metromini. Bagi penumpang, mungkin bisa diperhatikan ciri-ciri pencopet di angkutan umum ini.
Informasi dari seorang pembaca yang dilansir detikcom, sebut saja AA dalam surat elektronik ke redaksi@detikcom, Senin (15/2/2016), para pencopet kini beraksi tidak sendirian tetapi bisa sampai tiga orang.
"Ciri-ciri copet biasanya berpakaian kerja tapi lusuh, berpakaian kerja rapi tetapi sepatu tidak cocok dengan pakaian, berpakaian seperti mahasiswa tapi tidak sesuai muka/umur. Dan biasanya mereka menggunakan topi dan di tangan kanan/kiri biasanya menggantungkan jaket," jelas AA.
Menurut AA, para pelaku ini ada beberapa kelompok, bergantung asal kesukuan. Di Metromini 640, ini ada lebih dari 3 kelompok.
"Jumlah pencopet dalam 1 bus berjumlah biasanya 3 atau 4 orang, pernah sampai 8 orang. Motif yang digunakan biasanya pijat kaki, memberikan tempat duduk kosong, bersenggolan, berdiri di pintu depan dan belakang, membuat keributan, hipnotis dan motif lainnya," urai dia.
AA juga merinci waktu aksi pencopetan. Biasanya mereka beroperasi dari jam 06.30 s.d 09.00 WIB, 11.00 s.d 13.00 WIB, dan 18.00 WIB s.d 21.00 WIB.
"Senin dan Jumat paling sering terlihat. Area naik copet, lampu merah Pancoran, lampu merah Kuningan, halte Patra Kuningan, jembatan penyeberangan PLN, Halte Komdak, Halte Atmajaya, di bawah fly over WTC dan Stasiun Kereta Api Sudirman," imbuh AA.
Dan biasanya setelah mendapatkan hasil mereka turun di sekitar Halte Komdak, Halte Dukuh Atas, stasiun kereta api Sudirman, Jembatan penyeberangan Plaza Indonesia (HI), Jembatan penyeberangan Sarinah, dan lampu merah Kuningan.
"Para pencopet biasanya mengincar Metromini 640 atau Kopaja P19. Hal yang mungkin membuat orang takut membantu korban copet adalah tidak ada yang mau membantu melawan, diancam, kalah banyak, takut senjata tajam, sopir/kernet kerjasama dengan pelaku atau mungkin diancam, bahkan yang paling seram adalah malah diteriaki copet oleh si pencopet atau lain hal-lainnya," ungkap AA.
Dia berharap agar pihak kepolisian melakukan patroli keamanan di angkutan umum dan lokasi yang diduga menjadi tempat nongkrong pencopet.
Informasi dari seorang pembaca yang dilansir detikcom, sebut saja AA dalam surat elektronik ke redaksi@detikcom, Senin (15/2/2016), para pencopet kini beraksi tidak sendirian tetapi bisa sampai tiga orang.
"Ciri-ciri copet biasanya berpakaian kerja tapi lusuh, berpakaian kerja rapi tetapi sepatu tidak cocok dengan pakaian, berpakaian seperti mahasiswa tapi tidak sesuai muka/umur. Dan biasanya mereka menggunakan topi dan di tangan kanan/kiri biasanya menggantungkan jaket," jelas AA.
Menurut AA, para pelaku ini ada beberapa kelompok, bergantung asal kesukuan. Di Metromini 640, ini ada lebih dari 3 kelompok.
"Jumlah pencopet dalam 1 bus berjumlah biasanya 3 atau 4 orang, pernah sampai 8 orang. Motif yang digunakan biasanya pijat kaki, memberikan tempat duduk kosong, bersenggolan, berdiri di pintu depan dan belakang, membuat keributan, hipnotis dan motif lainnya," urai dia.
AA juga merinci waktu aksi pencopetan. Biasanya mereka beroperasi dari jam 06.30 s.d 09.00 WIB, 11.00 s.d 13.00 WIB, dan 18.00 WIB s.d 21.00 WIB.
"Senin dan Jumat paling sering terlihat. Area naik copet, lampu merah Pancoran, lampu merah Kuningan, halte Patra Kuningan, jembatan penyeberangan PLN, Halte Komdak, Halte Atmajaya, di bawah fly over WTC dan Stasiun Kereta Api Sudirman," imbuh AA.
Dan biasanya setelah mendapatkan hasil mereka turun di sekitar Halte Komdak, Halte Dukuh Atas, stasiun kereta api Sudirman, Jembatan penyeberangan Plaza Indonesia (HI), Jembatan penyeberangan Sarinah, dan lampu merah Kuningan.
"Para pencopet biasanya mengincar Metromini 640 atau Kopaja P19. Hal yang mungkin membuat orang takut membantu korban copet adalah tidak ada yang mau membantu melawan, diancam, kalah banyak, takut senjata tajam, sopir/kernet kerjasama dengan pelaku atau mungkin diancam, bahkan yang paling seram adalah malah diteriaki copet oleh si pencopet atau lain hal-lainnya," ungkap AA.
Dia berharap agar pihak kepolisian melakukan patroli keamanan di angkutan umum dan lokasi yang diduga menjadi tempat nongkrong pencopet.
baca juga : - Kasus Bagus di Metromini, Ahok: itu Nggak Bisa Ditoleransi, Kita Habisi!
sumber: detik.com
sumber: detik.com
Tidak ada komentar