Kasus Bagus di Metromini, Ahok: itu Nggak Bisa Ditoleransi, Kita Habisi!
Indoheadlinenews.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyesalkan kasus meninggalnya karyawan Telkom, Bagus Budiwibowo (41) yang diduga terkait dengan perampokan di Metromini. Ahok menegaskan program penghapusan Metromini agar bus terintegrasi TransJakarta akan tetap dilanjutkan.
"Ya makanya saya bilang, yang namanya copet segala macam, kalau di Trans Jakarta lebih rapi, itu (copet) yang saya mau habisi," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (15/2/2016).
Keluhan terhadap keamanan dan kenyamanan Metromini memang terus diterima Ahok. Karena itu program terintegrasi TransJ diyakini bisa meminimalisir tindak kejahatan di angkutan umum yang tidak dilengkapi kamera pengawas CCTV.
"Dulu saya bilang, sikat Metromini, orang bilang enggak manusiawi karena mereka mau kerja. Kita tawari dia, dia enggak mau. Setelah kejadian demi kejadian saya kira enggak bisa toleransi," sambung Ahok.
Namun sistem terintegrasi TransJ masih terkendala dengan ketersediaan bus. Ahok menargetkan sistem ini bisa sepenuhnya dilaksanakan pada akhir tahun 2016 sehingga tak ada lagi Metromini yang beroperasi di jalan raya.
"Masalahnya busnya belum cukup. Metromini kita pasti akan habisi secara bertahap. Makanya sekarang saya baru kontak PT Trans Jakarta, bikinlah satu sistem. Kesulitan Metromni itu, manajemenya enggak jelas siapa. Sedangkan yang punya Metromini ada yang punya 10, punya 5. Itu banyak loh, orang-orang yang tua yang punya karyawan 50 macam-macam," papar Ahok.
Bila Metromini terintegrasi seperti Kopaja saat ini, Ahok menyebut keamanan para penumpang masih bisa diawasi. Sebab setiap halte sudah terpasang CCTV juga petugas siaga.
Terkait kasus Bagus, polisi masih melakukan penelusuran sebab ada dua versi mengenai penyebab Budi jatuh dari Metromini 640. Sopir Metromini Hendar sebelumya menyebut Budi terjatuh dari Metromini karena didorong oleh orang yang diduga pencopet.
Namun keterangan ini berubah saat Hendar diperiksa di Mapolda Metro Jaya. Di depan polisi, Minggu (14/2) dia menyebut tidak ada yang mendorong Budi. Budi menurut Hendar turun begitu saja dan terjatuh.
Tapi diakui Hendar, HP milik korban tidak ada saat terjatuh. Polisi masih menelusuri kejadian pada Kamis (11/2) termasuk mencari handphone Bagus. (detik.com)
"Ya makanya saya bilang, yang namanya copet segala macam, kalau di Trans Jakarta lebih rapi, itu (copet) yang saya mau habisi," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (15/2/2016).
Keluhan terhadap keamanan dan kenyamanan Metromini memang terus diterima Ahok. Karena itu program terintegrasi TransJ diyakini bisa meminimalisir tindak kejahatan di angkutan umum yang tidak dilengkapi kamera pengawas CCTV.
"Dulu saya bilang, sikat Metromini, orang bilang enggak manusiawi karena mereka mau kerja. Kita tawari dia, dia enggak mau. Setelah kejadian demi kejadian saya kira enggak bisa toleransi," sambung Ahok.
Namun sistem terintegrasi TransJ masih terkendala dengan ketersediaan bus. Ahok menargetkan sistem ini bisa sepenuhnya dilaksanakan pada akhir tahun 2016 sehingga tak ada lagi Metromini yang beroperasi di jalan raya.
"Masalahnya busnya belum cukup. Metromini kita pasti akan habisi secara bertahap. Makanya sekarang saya baru kontak PT Trans Jakarta, bikinlah satu sistem. Kesulitan Metromni itu, manajemenya enggak jelas siapa. Sedangkan yang punya Metromini ada yang punya 10, punya 5. Itu banyak loh, orang-orang yang tua yang punya karyawan 50 macam-macam," papar Ahok.
Bila Metromini terintegrasi seperti Kopaja saat ini, Ahok menyebut keamanan para penumpang masih bisa diawasi. Sebab setiap halte sudah terpasang CCTV juga petugas siaga.
Terkait kasus Bagus, polisi masih melakukan penelusuran sebab ada dua versi mengenai penyebab Budi jatuh dari Metromini 640. Sopir Metromini Hendar sebelumya menyebut Budi terjatuh dari Metromini karena didorong oleh orang yang diduga pencopet.
Namun keterangan ini berubah saat Hendar diperiksa di Mapolda Metro Jaya. Di depan polisi, Minggu (14/2) dia menyebut tidak ada yang mendorong Budi. Budi menurut Hendar turun begitu saja dan terjatuh.
Tapi diakui Hendar, HP milik korban tidak ada saat terjatuh. Polisi masih menelusuri kejadian pada Kamis (11/2) termasuk mencari handphone Bagus. (detik.com)
Tidak ada komentar