Breaking News

Kasus Sanusi, "Bagaimana Gerindra Bisa Bilang Bersihkan DKI Lebih Baik Dari Ahok?"



Indoheadlinenews.com — Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menilai, kasus suap yang melibatkan Mohamad Sanusi bisa berimbas besar pada Partai Gerindra. Salah satunya ialah koalisi menjelang pilkada.

Ray mengatakan, partai politik yang berkoalisi dengan Gerindra bisa dipandang buruk oleh masyarakat lantaran ada kasus ini.
 
"Walau bagaimanapun, partai-partai yang berkoalisi dengan Gerindra ini bisa kena imbas dari mereka (kasus Sanusi)," kata Ray di kantor Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2016).
 
Terlebih lagi, kalau kasus yang melibatkan Sanusi bergulir hingga enam bulan, pekerjaan Gerindra untuk meyakinkan masyarakat bahwa partai dan calonnya nanti layak pilih cukup berat.
 
Bakal calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama "Ahok", kata Ray, dicitrakan sebagai figur bersih sehingga perlu dilawan pula dengan figur bersih lainnya.
 
"Nah, sekarang, kadernya ditangkap. Bagaimana kita bisa bilang bagaimana bersihkan DKI lebih baik dari Ahok? Itu susah (kalau kader ditangkap)," ujar Ray.
 
Senada dengan Ray, Direktur Penelitian PARA Syndicate Toto Sugiarto juga mengungkapkan, figur yang didukung oleh Gerindra juga memiliki kemungkinan legitimasi sebagai calon tak bersih. Sebab, kasus Sanusi bisa jadi momok bagi pencalonannya.
 
"Siapa pun tokoh yang diusungnya akan jadi tokoh bermasalah. Nanti akan susah dari sisi integritas," ungkap Toto.
 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat, menetapkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi dan Presdir PT APL, Ariesman Widjaja (AWJ), sebagai tersangka kasus korupsi.
 
AWJ ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan sebagai pemberi suap kepada Sanusi.
Dalam operasi tangkap tangan, KPK menyita uang tunai sebesar Rp 1,1 miliar yang diterima Sanusi sebanyak dua kali.
 
Uang suap dari PT APL itu diduga terkait dengan pembahasan Raperda Rencana Zonasi dan Wilayah Pesisir Pantai Utara dan revisi Perda Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta.(kompas.com)










Tidak ada komentar