Sindiran Maut Pakar Mantan untuk Prabowo, "Boleh Korupsi Asal Santun".
Indoheadlinenews.com - Sebelum membaca artikel @Pakar_Mantan dan dikutip dari seword.com, mari kita buka dengan tertawa bersama-sama. Ahahaahahaha.
Yang sedang trending di sosial media hari ini adalah SANUSI (Santun-Santun Korupsi). Ini adalah sinetron asli yang disutradai oleh Tuhan dan bisa kita saksikan selama beberapa bulan ke depan.
Cerita dimulai dari OTT atau Operasi Tangkap Tangan terhadap Sanusi, kader partai Gerindra yang merupakan ketua komisi D DPRD Jakarta. Ditemukan uang cash satu tas-karung sebesar 2 milyar rupiah terkait suap zonasi Agung Podomoro Land. Mobil jaguarnya pun disita.
Sehari setelahnya, giliran kader Gerindra Taufik yang kantornya digeledah KPK. Ini karena KPK menilai Taufik kemungkinan juga ikut terlibat.
Menanggapi hal ini, Gerindra menyatakan tidak akan memberi bantuan hukum. Kemudian mereka meminta maaf pada masyarakat karena ulah kadernya.
Hal ini menarik karena pada 2014 lalu Prabowo secara terbuka menyampaikan dalam pidato kampanyenya “boleh korupsi asal santun.”
Sebelumnya, ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin juga diciduk KPK. Kader Gerindra ini terkenal santun. Jumlah sitaan KPK tak tanggung-tanggung, 234 milyar rupiah dan lebih dari 100 sertifikat tanah atau bangunan.
Baik Sanusi ataupun Fuad Amin, keduanya sama-sama santun. Hal ini sesuai dengan arahan Prabowo bahwa boleh korupsi asal santun. Atau kalau santun dibolehkan korupsi.
Maka wajar kalau saat Setya Novanto terlibat upaya pemerasan terhadap Freeport, Prabowo siap pasang badan. Katanya kalau kawan harus dibela. Jadi tak peduli kalaupun kawannya itu tukang peras, hepi-hepi naik jet dan sebagainya, tetap harus dibela.
Nah kalau sekarang Waketum DPP Gerindra menyatakan tidak akan membela, maka ini tidak sesuai dengan visi misi Prabowo dan Gerindra. Jangan pagi tahu sore tempe. Nanti publik menyebut Gerindra partai tahu tempe. Kalau memang kawan harus dibela, ya dibela saja.
Tidak ada yang salah dengan membela koruptor. Toh ada banyak pengacara membela koruptor. Sah saja.
Jadi sebaiknya Waketum Gerindra, Dasco, harus kembali pada aturan dan garis haluan partai Gerindra. Kalau Sanusi diciduk KPK, sebaiknya Dasco membela. Contohlah Fadli Zon yang membela La Nyalla si koruptor yang sekarang masih buron. Menurutnya La Nyalla dikriminalisasi.Nah Sanusi bisa saja juga dikriminalisasi, konspirasi Ahok dan sebagainya.
Harusnya dibela. Jangan dibiarkan. Karena kalau dibiarkan kemungkinan besar KPK akan melalukan OTT versi ekstrak, atau Operasi Tangkap Taufik.
Untuk itu, berhubung saya baik dan tidak sombong, maka saya ingatkan pidato kepartaian Prabowo dalam kampanye 2014 lalu. Tujuannya agar semua kita tahu dan tidak salah paham.
Apakah saudara mau kembali pilih pemimpin yang asal santun?
Boleh bohong, asal santun. Boleh nipu, asal santun. Boleh curi, asal santun. Boleh korupsi, asal santun. Boleh ingkar janji, asal santun. Boleh jual negeri, asal santun. Yakin mau seperti ini? Coblos sesuai hati saudara, 9 April 2014.
Saya bicara apa adanya. Yang benar, saya apresiasi. Yang salah, saya bilang salah. Inilah ajaran leluhur saya.
Sekarang pilihan semakin jelas: Jika ingin kebocoran kekayaan ke luar negeri & korupsi berhenti, coblos @Gerindra.
Jika ingin suatu pemerintahan yang berani bicara terus terang akan keadaan dan punya program jelas, coblos @Gerindra.
Selama empat tahun terakhir, @Gerindra telah buktikan: Tidak sekedar berjanji. Sekarang pilihan kembali ke rakyat sendiri. Terima kasih.
Nah untuk semua kader Gerindra yang terhormat, tolong hargai Prabowo yang sudah merumuskan teori luar biasa dan istimewa. Jangan sampai teori yang baik dan bagus itu tidak dilaksanakan, karena semuanya akan rancu. Sebab kader-kader Gerindra sudah berusaha santun dengan harapan boleh korupsi. Kalau sekarang Waketum Gerindra malah berseberangan, kan kasihan yang belum sempat korupsi.(seword.com)
Begitulah kura-kura.
baca juga: - Surat Pemecatan Fahri Hamzah Beredar dan Ini Respons Fahri Hamzah di Twitter
- Beredar, Foto Istri-Istri Anggota DPR Pelesiran ke Jepang
- Presiden PKS benarkan Majelis Tahkim pecat Fahri Hamzah
- Ketika Risma Cerita Susahnya Menolak Tawaran Maju Pilgub DKI Jakarta
- Keluhkan Radikalisme, Para Jurnalis Australia Minta Masukan PBNU
- Dulu Buas Teriak Ahok Korupsi, Giliran Temannya Ketangkap Taufik-Lulung Diam Melempem
- (wajib baca buat kamu yang rasis!) KELUARGAKU DULU CHINA KAFIR, SEPERTI KAU SERING TERIAKKAN
Tidak ada komentar