Terkait Hambalang. Roy Kritik Jokowi: Selama Ini Kemana Saja?
Indoheadlinenews.com - Pemerintah berencana menindaklanjuti proyek Hambalang yang sempat terhenti karena kasus korupsi wisma atlet. Mantan Menpora era SBY, Roy Suryo pun mempertanyakan mengapa pemerintah baru mulai melirik proyek itu saat ini?
Di acara pelatihan kader Partai Demokrat (PD), Roy Suryo menjelaskan alasan mengapa proyek Hambalang pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) tidak dilanjutkan. Itu karena tidak diperbolehkan oleh KPK dan ada keputusan dari Panja DPR untuk tidak dilanjutkan.
"Kasus Hambalang terpaksa saya cerita, agar jadi peluru kalau ada serangan. Pada 24 Juni 2014, panja sepakat mengeluarkan rekomendasi tidak bisa dilanjutkan dan anggaran dibintangi," ujar Roy di acara pelatihan kader PD di Novotel Hotel, Bogor, Kamis (31/3/2016).
Roy pun juga menjelaskan, bahwa memang anggaran awal untuk proyek Hambalang hanya sebesar Rp 125 M sebelum akhirnya membengkak menjadi Rp 2,5 Triliun. Alasannya karena rencana proyek awalnya hanya untuk pembangunan sekolah atlet.
"Kemudian menjadi pusat pendidikan sehingga menjadi Rp 2,5 T. Kemudian kenapa zaman saya sekarang tidak dilanjutkan? Karena keputusan panitia kerja," kata Roy.
"Kalau kemudian sekarang KPK mengatakan bisa dilanjutkan, sejak 29 Juli 2015 ternyata sudah diperbolehkan. Pergantian pemerintahan dari Pak SBY 20 Oktober 2014. Jadi ini diserahkan kepada pemerintah sudah 8 bulan," tambah dia.
Mantan anggota Komisi I DPR ini lalu mempertanyakan mengapa selama 8 bulan tersebut, pemerintah belum meliriknya. Kemudian baru mencuat kembali ketika Presiden Joko Widodo sidak ke lokasi proyek Hambalang pada Jumat (18/3) lalu.
"Apa yang terjadi antara 29 Juli 2015 sampai dengan kemarin? 8 bulan dibiarkan saja padahal sudah diperbolehkan KPK. Tiba-tiba (Jokowi) datang ke sana, mikir. Sudah 8 bulan ke mana saja, tidak dikerjakan?" tukasnya.
Roy pun menyayangkan kalau tiba-tiba ada banyak kecaman kepada pemerintah era SBY terkait proyek Hambalang itu.
"Jadi clear soal hambalang. Di zaman pak SBY memang tidak boleh dilanjutkan. Kalau sekarang boleh, ya memang seharusnya sudah dari dulu. Apa kerjaannya? 8 bulan dibiarkan," beber dia.
Saat mengisi materi di pelatihan Kader PD ini, Roy juga memaparkan capaian-capaian yang telah dilakukan Kemenpora selama era SBY. Ia mengklaim ada banyak capaian yang telah dilakukan namun tidak di manage dengan baik oleh pemerintah saat ini.
"Sayangnya yang sudah berjalan, jika tidak diteruskan, tidak akan berjalan, seperti sekarang. Cukup sampai ini saja," tutur Roy.
Salah satu pencapaian yang dipamerkan Roy adalah ketika Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games pada tahun 2011. Kala itu Indonesia menjadi tuan rumah di Jakabaring, Palembang.
"Zaman Andi Mallarangeng, banyak mencibir, 'terang saja menang ya diselenggarakan di Indonesia'. Itu kan hak tuan rumah, memiliki cabang olahraga yang dipertandingkan. Itu sportif. Yang tidak boleh curang dengan hakimnya. Apakah negara lain tidak begitu? begitu semua. Jadi begitu rahasianya," terang Roy.
Pria asal Yogyakarta itu pun menyesalkan Indonesia tidak dapat mempertahankan gelar dalam SEA Games di Myanmar. Roy menyatakan itu dikarenakan ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh tuan rumah.
"Myanmar bekerjasama denggan Vietnam, Thailand, untuk mengkondisikan. Karena olahraga kita yang menang, seperti paralayang tidak dipertandingkan, Dayung yang kita dapat emas, Indonesia tidak boleh masuk," ujarnya.
"Tapi kita balas, di Para Games yang untuk difabel. Kita berangkat 150 atlet, Thailand kirim 450. Kita keluar juara umum, itu terjadi di jaman KIB," imbuh Roy.
Prestasi lain yang dibanggakan Roy adalah kemenangan berbagai gelar single event. Seperti Bulutangkis, Karate, Paralayang, Tinju, Wushu, Catur, dan Bridge. Temasuk PSSI untuk U-19 yang menjadi Juara Piala AFF tahun 2013.
"Tapi pemerintahan berganti, U-19 hilang sampai sekarang. lalu soal penutupan stadion Lebak Bulus dan Taman BMW, tidak juga direalisasikan Gubernur," kata Roy.
Dalam presentasinya, Roy menunjukkan beberapa slide yang berisi foto-foto saat ia masih menjadi Menpora. Ada dua foto yang menunjukkan Roy berada di samping Jokowi yang saat itu masih menjadi Gubernur DKI.
"Perlu diingatkan, Asian Games 2018, keputusan itu ada di Pak SBY. Dengan kenegarawannya, beliau bilang 'ambil', walau dalam pikirannya penyelenggarannya mungkin sudah tidak di zamannya lagi. Pak Jokowi saat itu masih Gubernur, sekarang Presiden," tutup Roy.(detik.com)
baca juga: - Bah! Lucu Kali Surat Orang Medan untuk Ahok Ini Bikin Netizen Ngakak
Berjamaah!
- Kemenlu Tanggapi Cuitan Dubes Yusron Soal Ahok
- Dua Anggota DPR Ini Bela Ahok, Beri Komentar Pedas Untuk Dubes Yusron Ihza Mahendra
- Gara-Gara Ahok, Adik Yusril Bisa Terancam 6 Tahun Penjara
- Nusron: Ahok Punya Nyali Kebenaran Untuk Berantem Sama Semua
- Survei: Warga Jakarta Pilih Gubernur Tegas Ketimbang Sopan
- Selesai Tour De Java, Ini 10 Rekomendasi Hasil Blusukkan SBY untuk Pemerintah
- Roy Suryo: Buat Apa Jokowi Repot-repot ke Hambalang? Apa Untuk Pencitraan?
- Cerdas!! Jokowi Bungkam Celotehan SBY, Cukup Dengan ke Hambalang Saja!
- Miris!! Beginilah Kondisi Mega Proyek Hambalang yang Bikin Jokowi Geleng-geleng Kepala
Wkwkwkwkwkwkwk.....roy...roy....lagu indonesia raya aja gak apal....
BalasHapus