Dukun Salah Mantra, Sanusi Gerindra Malah Yang Ditangkap KPK
Indoheadlinenews.com - Salah satu kader terbaik Gerindra di Jakarta pagi ini ditangkap KPK. Penangkapannya pun terbilang luar biasa karena OTT (Operasi Tangkap tangan). Artian
Sanusi ditangkap saat sedang bertransaksi melalukan korupsi. Penangkapan tersebut menjadi semakin sempurna karena mobil yang diseret KPK adalah merk Jaguar. Merk mobil yang hanya dimiliki sepertinya tak lebih dari 100 orang di Indonesia ini dan harganya milyaran.
Hal lucu dari kejadian ini adalah adanya dukun yang didatangkan untuk meruwat KPK agar Ahok ditangkap soal pembelian tanah RS Sumberwaras.
Soal RS Sumberwaras ini Sanusi dan kader Gerindra lainnya terkenal paling ceriwis seperti ayam mau bertelur. Dari mulai menyindir Ahok sampai menyindir KPK sendiri semua sudah dia lakukan dengan sangat provokatif.
Namun pagi ini kita mendapati ternyata yang ditangkap malah Sanusi dan teman-temannya.
Analisa @Pakar_Mantan
Sepagi ini Pakar Mantan sudah diminta menganalisa, padahal harga minyak, emas dan dollar belum selesai dihitung. Tapi ya sudah, demi mantan-mantan sekalian, maka saya akan berikan analisa representatif dan sangat titik-titik.
Ada tiga kemungkinan yang dapat menghubungkan antara variable mendatangkan dukun untuk menangkap Ahok dan KPK yang menangkap Sanusi.
Pertama, kemungkinan besar dukun yang didatangkan telah melakukan kesalahan SOP kedukunan. Entah itu salah mantra atau salah minum air yang hendak disemburkan. Jika ada SOP yang salah, maka sasaran akan tidak menentu.
Kedua, ini yang paling memungkinkan, karena Ahok tidak percaya dukun. Sehari sebelumnya Ahok malah menantang dukun untuk menyantet dirinya sendiri. Dalam teori perdukunan, jika sasaran tidak percaya ilmu-ilmu ghaib dan seputaran dukun, maka konsekuensinya akan berputar balik ke orang yang memesan dukun.
Dan ketiga, dukun sebenarnya didatangkan untuk meruwat KPK agar tidak menangkap Sanusi. Namun kemudian dibuat opini publik bahwa dukun didatangkan untuk menangkap Ahok.
Konsekuensi Gerindra di Pilgub 2017
Penangkapan Sanusi terjadi di momen yang sangat tepat untuk menjatuhkan suara Gerindra di Pilgub 2017 Jakarta.
Proses hukum Sanusi bisa berlarut-larut hingga tahun 2017 dan dapat dijadikan materi kampanye merah-putih, sehingga siapapun Gubernur calon dari Gerindra atau yang didukungnya, kemungkinan besar akan kalah. Apalagi penangkapan OTT kader Gerindra ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya ada Fuad Amin, mantan Bupati Bangkalan Madura.
Sekalipun Gerindra menyatakan tidak akan memberi bantuan hukum bagi kadernya yang korupsi, tetap saja itu tidak akan membantu apa-apa. Publik akan tetap menilai bahwa yang korupsi dan ditangkap KPK adalah kader Gerindra. Titik tanpa koma.
Dengan begitu, peluang Sandiaga Uno atau siapapun yang dicalonkan Gerindra akan semakin menipis.
Jika sebelumnya Ahok sudah menang telak di banyak survey, dengan kejadian ini maka elektabilitas Sandiaga Uno bisa nyaris nol. Kalau Sandiaga Uno tetap berminat untuk maju di Pilgub 2017, Sewordcom consultant menyarankan agar maju dari partai lain, selain Gerindra.
Apakah Sanusi Akan Bernyanyi?
Menurut pantauan media mainstream, Sanusi tidak sendiri dalam proses penangkapan KPK.
Sampai saat ini masih belum jelas siapa saja yang ditangkap. Tapi ini tidak terlalu penting karena siapapun yang ditangkap kemungkinan hanya berdasarkan kasus yang sama.
Yang publik sedang nantikan adalah, apakah kasus korupsi ini akan membuka kasus-kasus lain seperti yang sudah sering terjadi selama ini? Sebab biasanya kasus korupsi ini sambung menyambung. Karena dalam kasus korupsi atau maling yang representatif, selalu menghubungkan dan melibatkan banyak orang.
Sudah banyak contohnya, Nazarudin bendahara Demokrat, Lutfi Hasan Ketum PKS, dan terbaru La Nyalla. Berdasarkan penyidikan KPK, semuanya berhasil membongkar lebih dari satu kasus. Dan semuanya tergantung apakah Sanusi akan bernyanyi atau bungkam?
Sebagai rakyat yang baik dan tidak bisa korupsi, maka hal paling waras yang bisa kita lakukan adalah mecemooh dan menghujat para koruptor. Karena dengan begitu kita ikut memberi sanksi sosial, di mana sanksi ini juga sama pentingnya seperti sanksi kurungan penjara. Untuk itu @Pakar_Mantan menghimbau untuk ikut menjadi bagian dari memberi sanksi sosial ini. Kita berhak dan halal untuk tertawa dan berbahagia di atas penderitaan para koruptor.
Merdekaa…..!!! (by: pakarmantan)
baca juga: - Mengerikan! Beredar Surat Terbuka Yang Isinya Siap Bunuh Ahok
- Ketika Ahmad Dhani Menyamakan Pimpinan Non-Muslim dengan LGBT dan Babi
- Parah!! Politikus Gerindra Yang Suka Serang Ahok Ini Akhirnya Ditangkap KPK
- PDIP serang balik SBY Atas Kritikannya Soal Mentri Gaduh
- Fadli Zon: Kritik DPR "Hobi" Buat UU, Pemerintah Ini Matematikanya di Mana?
- Ini Ulasan Menyakitkan Untuk SBY Terkait PSSI
- Terkait Hambalang. Roy Kritik Jokowi: Selama Ini Kemana Saja?
- Gara-Gara Ahok, Adik Yusril Bisa Terancam 6 Tahun Penjara
Tidak ada komentar