Adhyaksa Dault : Pak Ahok Jangan Jumawa
Indoheadlinenews.com - Adhyaksa Dault merespons keras pernyataan Ahok yang menyindir analisis eks Menpora ini terkait hasil survei CSIS soal elektabilitas cagub DKI Jakarta. Adhyaksa mengingatkan Ahok agar tak jumawa.
"Adhyaksa Dault cuma berapa persen ya? Empat persen atau dua persen saya enggak tahu. Kalau dia gunakan cara seperti itu, kasihan dia dong. Berarti 96 persen orang Jakarta enggak suka dia. Kan kasihan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/2/2016).
Ahok rupanya kurang cocok dengan cara Adhyaksa menganalisis hasil survei CSIS yang menunjukkan elektabiltias Ahok di urutan teratas dengan elektabilitas 43,35 persen, disusul Ridwan Kamil 17,25 persen, Tri Rismaharini 8 persen, dan Adhyaksa Dault 4,25 persen. Ahok pun kemudian melanjutkan dengan sindiran tajam ke Adhyaksa.
"Mungkin dia hanya Menteri Olah Raga (dulu) jadi dia enggak mengerti sistem statistik, sistem survei, dia enggak mengerti," kata Ahok.
Hal inilah yang menurut Adhyaksa berlebihan. Pernyataan Ahok itu membuat Adhyaksa tersinggung berat.
"Saya menyesalkan kata-kata Ahok bahwa kasihan 96 persen masyarakat Jakarta tidak suka Adhyaksa. Kan cuman Menpora berarti olah raga dikerdilkan tidak tahu soal statistik. Begini-begini saya ini doktor kelautan dan perikanan yang banyak bicara statistik," sesal Adhyaksa dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (1/2/2016).
Adhyaksa menuturkan apa yang disampaikannya itu adalah analisis hasil survei secara clear dan menyeluruh. Dia kemudian menjelaskan secara gamblang caranya menganalisis hasil survei soal popularitas dan elektabilitas cagub DKI.
"Bagaimana cara membaca survei yang benar. Tingkat popularitas Pak Ahok 100 persen, artinya dia sudah populer di Jakarta dong, semua orang Jakarta tahu Ahok. Ketika top of mind dia hanya dapat 43 persen berarti 57 persen tidak memilih beliau dong. Jadi jangan kebakaran jenggot, kecuali popularitas dia 50% seperti saya, saya juga bukan incumbent dan belum mendeklarasikan diri. Beda dong bos," jelas Adhyaksa.
"Jadi jangan mengecilkan orang. Pak Ahok jangan jumawa, jangan sombong, jangan kalap. Coba dibaca secara clear bahwa pernyataan saya dari 100 persen popularitas itu hanya 43 persen yang memilih beliau berarti 57 persen tidak memilih beliau. Kalau Adhyaksa 96 persen dibilang tidak suka, beda dong bos. Adhyaksa belum deklarasi, bukan incumbent, popularitasnya 50%, artinya banyak yang tidak tahu siapa Adhyaksa," ingatnya lagi.
Dia mengaku sudah berdiskusi langsung dengan CSIS terkait hal ini dan argumennya itu dibenarkan. "Saya sudah perdebatkan dengan CSIS sendiri dan kata Arya Fernandez dari CSIS saya betul," paparnya.
Adhyaksa menyarankan Ahok jangan emosional. Dia lantas menyinggung elektabilitas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Karena saking kuatnya, Risma pernah kehilangan calon lawannya di Pilkada serentak.
"Tolong jangan emosional, contoh Risma di Jatim tingkat popularitasnya 100 persen sama seperti Ahok, tapi elektabilitasnya 70 persen tidak kurang, artinya 70 persen sudah memilih Risma, artinya siapa yang berani, makanya nggak ada yang berani," terang Adhyaksa terus berargumen.
"Kok Pak Ahok malah kayak kebakaran jenggot terus bawa mantan Menpora segala. Jangan gitu dong kok ngecilin olahraga. Padahal olahraga itu identitas bangsa, jangan diluaskan di mana-mana, Pak Ahok anda seorang pemimpin incumbent nanti olahragawan pada pergi, olahragawan nggak suka dong olahraga dikecilin. Saya cuman berpesan kepada Pak Ahok jangan jumawa, kita bicara dengan argumentasi yang ilmiah," ingatnya lagi.
Adhyaksa mengingatkan bahwa saat ini masih survei awal. Hasil akhirnya belum kelihatan karena Pilgub DKI juga masih jauh.
"Bagaimana bisa merangkul yang 57 persen ini. Kalau dia jumawa dia sombong kemudian calon lain bersatu dengan modal 57 persen itu menang dong. Dan jangan mengecilkan orang, saya Menpora lima tahun olahraga itu penting jangan justru jangan melebar ke mana-mana. Saya khawatir dengan kondisi begini lawan siapapun dia akan kalah kalau one on one. Karena dengan modal 57 persen tadi. Ini kan baru survei awal, kita lihat hasilnya," tegas Adhyaksa.
sumber : detik.com
Tidak ada komentar